LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I - PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM






                                        Tanggal Praktikum : 12 September 2022

                                        Nama                      : - Nurhaliza Hafifa (11220960000081)
                                                                          - Fauzan Bahrudin (11220960000091)
                                                                          - Fajar Nur Isro      (112209600000101)

                                        Kelas                      : 1 C1 KIMIA






BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Prinsip Percobaan

            Berdasarkan identifikasi alar yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari masing-masing alat tersebut, dan penggunaannya atau cara yang tepat untuk mengunakannya

 

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis peralatan dan instrumen di laboratorium kimia.

2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dan cara menggunakan peralatan dan instrumen di laboratorium kimia.


 

  BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

        Ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang mempelajari struktur, sifat dan perubahan suatu materi yang dialami, baik secara alamiah maupun melalui eksperimen yang direncanakan. Dalam ilmu kimia, setiap orang terus menerus melakukan percobaan, pengamatan, dan pengumpulan fakta karana ilmu kimia selain merupakan ilmu yang bersifat empiris tetapi juga merupakan ilmu yang bersifat observasi. 

         Pembelajaran kimia tidak lepas dari kegiatan praktikum. Praktikum dalam proses pembelajaran sangat berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar kimia karena mahasiswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori serta dimaksudkan untuk memantapkan penguasaan materi agar lebih mudah dipelajari (Romiah, 2009). Kegiatan praktikum di laboratorium menggunakan peralatan mulai dari yang sederhana hingga alat yang cukup rumit atau kompleks. Peralatan sederhana seperti alat-alat gelas menjadi fasilitas utama dalam mendukung terlaksananya kegiatan percobaan di dalam laboratorium. Sedangkan alat-alat instrumental lebih sering digunakan untuk karakterisasi hasil yang diperoleh dari suatu percobaan yang dilakukan. 

         Pelaksanaan praktikum di laboratorium kimia sangat bergantung pada ketersediaan alat dan bahan memadai maka pelaksanaan praktikum akan berjalan dengan balk. (Anggraini, 2016)

         Setiap alat-alat gelas yang terdapat di dalam laboratorium kimia memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Misalnya saja, alat gelas sederhana seperti tabung reaksi dan gelas ukur mempunyai fungsi yang berbeda dimana tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan reagen, sedangkan gelas ukur digunakan untuk mengukur volume dan reagen yang digunakan pada percobaan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang penggunaan alat-alat tersebut sangat diperlukan agar sesuai dengan fungsinya serta untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja selama kegiatan praktikum.

         Seperti yang telah dijelaskan bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium. Oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan agar praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata 'meter'. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis berdasarkan namanya biasanya diberi tambahan graph' seperti termograph atau barograph (Moningka, 2008).

        Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna, kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan penggunaan alat, maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir. (Riadi, 1990).

        Selain pengetahuan tentang penggunaan alat, pengetahuan tentang bahan-bahan kimia juga diperlukan. Bahan Kimia ada yang bersifat korosif, volatile, mudah terbakar, dan lainnya. Biasanya label lambang bahaya bahan kimia ditampilkan di kemasan. Dengan adanya label tersebut memudahkan dalam penggunaannya dan penanganan saat terjadi kecelakaan dalam kematian percobaan di laboratorium kimia.


BAB III

METODE PERCOBAAN


3.1 Alat

Batang pengaduk, bulp Pipet, botol semprot, erlenmeyer 100 ml, gelas ukur 100 mL, gelas piala 100 mL, kaca arloji, labu ukur 50 ml, labu ukur 100 mL, pipet ukur 10 mL, pipet totes, sendok spatula.


3.2 Bahan

Aquades 20 mL, gula pasir 5 gr


3.3 Posedur percobaan

        1. Pembacaan skala


       






2. Penimbangan




3. Pengenceran










                                                                                BAB IV
                                                           HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1 Hasil Pengamatan





4.2 Pembahasan

        Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pembacaan skala, maka semua peralatan yang digunakan harus dipastikan dalam kondisi baik, bersih, dan kering. Pada pembacaan skala, larutan berwarna dan tidak berwarna membentuk miniskus yang berbeda. Larutan atau cairan tidak berwarna membentuk miniskus cekung (Postma, Roberts, & Hollenberg, 2000). Sedangkan larutan berwarna dan merkuri membentuk miniskus cembung (Dillon & Mowery, 2008).

        Pengukuran menggunakan gelas ukur menunjukkan larutan berada di bawah membentuk cekungan ke bawah garis miniskus. Hasil sesuai karena gelas ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan secara teliti. Pada pengukuran menggunakan erlenmeyer 100 mL, larutan yang diukur sebanyak 50 mL, diperiksa kembali menggunakan gelas ukur, hasilnya tidak sesuai dan yang didapatkan hanya 40 ml. Hal ini dikarenakan walaupun erlenmeyer berbentuk gelas, namun bukan berarti gelas ini dapat digunakan untuk mengukur volume larutan karena itu bukan fungsi erlenmeyer. Dan, ketika dilakukan pengukuran menggunakan gelas kimia, larutan yang telah diukur sebanyak 50 mL diperiksa kembali menggunakan gelas ukur, ternyata hasilnya kurang sesuai. Hal ini disebabkan karena gelas kimia memiliki fungsi sebagai penampung zat sementara, jadi tidak dapat digunakan untuk mengukur volume.

        Penimbangan gula dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik agar hasil penimbangan lebih akurat. Karena timbangan analitik mempunyai kemampuan mendekati bobot pada kisaran 100 gr sampai dengan kurang lebih 0.0001 gram. Untuk penimbangan zat berbentuk kristal seperti gula dibutuhkan kaca arloji. Massa kaca arloji yang dipakai pada saat penimbangan dihitung terlebih dahulu, kemudian hasil penimbangan dikurangi massa kaca arloji yang sedang dipakai untuk mengerahui massa zat yang ditimbang.

        Larutan gula (larutan induk) saat sebelum dilakukan pengenceran memiliki warna sedikit keruh. Setelah dilakukan pengenceran, warna larutan menjadi lebih bening. Hal ini disebabkan karena konsentrasi gula pada laturan induk lebih pekat atau lebih tinggi dibandingkan setelah diencerkan.



BAB V

KESIMPULAN 

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1.   1. Setelah melakukan praktikum mahasiswa dapat mengetahui peralatan yang digunakan di laboratorium terbagi menjadi tiga bagian yaitu alat praktikum kimia non ukur, alat praktikum kimia ukur, dan alam praktikum non gelas serta alat penunjang praktikum.

2.   2. Untuk poses penimbangan menggunakan kaca arloji dan timbangan analitik, sedangkan untuk proses pengenceran menggunakan labu ukur, dan untuk pembacaan skala yang akurat menggunakan gelas ukur.


DAFTAR PUSTAKA

1. Moningka. 2008. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.

2. Ramli. 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga, Jakarta.

3. Riadi. 1990. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

4. Anggraini. 2016. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.

5. Posttma, Roberts, & Hollenberg. 2000. Geneal Chemistry in the Laboratory. W.H. Freeman and Company, New York.

6. Dillon & Mowery. 2008. Chromium (VI) Handbook. CRC Press, New York. 



Material Safety Data Sheets (MSDS)

1.    1.   Aquades

Nama bahan: Aquades

Sifat Fisika : Bentuk : cair

         Warna : Tidak berwarna

         Bau : Tidak berbau

         Tekanan uap : 23h Pa

         Densitus : 1,008 /cm

         Kelarutan : larut sepenuhnya dalam air

                     Titik lebur : 0°c

          Titik didih: 100°C

Sifat kimia : Ph : Netral

         Sifat oksidator : tidat ada

         Sifat peledak : diklarifikasi tidak mudah meledak

Bahaya : Tidak mudah terbakar

Penanganan : Tindakan pada tumpahan /kebocoran : tidak ada

 

2. Gula pasir (sukrosa)

Nama bahan : Sukrosa

Sifat fisika : Penampilan : kristal putih atau bubuk

        Titik lebur : 160-180°c

        Titik didih : -

 

Sifat Kimia :

Rumus : C12H22O11

Massa molar : 312.29 8/mol

Bahaya : stabil, mudah terbakar, tidak komplihbel dengan oksidator kuat, dihidroksa dengan asam encer dan investasi teknologi. Menghirup bubuk dapat menyebabkan iritasi pernapasan.

Penanganan : Setelah menghirup → hirup udara segera

Setelah kontak pada kulit → cuci dengan air yang mengalir, lepaskan pakaian yang terkontaminasi

Jika terkena mata → bilaslah dengan air yang banyak dan air yang mengalir

Jika tertelan → berikan minum pada korban (paling banyak 2 gelas) dan konsultasi ke dokter jika merasa tidak sehat.



LAMPIRAN




































Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1 KELOMOK 3 - TITRASI DAN KESETIMBANGAN ASAM BASA : INDIKATOR DAN PENGUKURAN pH

Laporan Praktikum Kimia Dasar 1 Percobaan 4 Reaksi Kimia