LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I - PENGENALAN ALAT LABORATORIUM
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Prinsip Percobaan
Berdasarkan
identifikasi alar yang biasa digunakan pada saat praktikum serta fungsi dari
masing-masing alat tersebut, dan penggunaannya atau cara yang tepat untuk
mengunakannya
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu
mengetahui jenis-jenis peralatan dan instrumen di laboratorium kimia.
2. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dan cara menggunakan peralatan dan instrumen di laboratorium kimia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu kimia merupakan
cabang ilmu yang mempelajari struktur, sifat dan perubahan suatu materi yang
dialami, baik secara alamiah maupun melalui eksperimen yang direncanakan. Dalam
ilmu kimia, setiap orang terus menerus melakukan percobaan, pengamatan, dan pengumpulan
fakta karana ilmu kimia selain merupakan ilmu yang bersifat empiris tetapi juga
merupakan ilmu yang bersifat observasi.
Pembelajaran kimia tidak lepas dari kegiatan praktikum. Praktikum dalam proses pembelajaran sangat berperan dalam menunjang keberhasilan proses belajar kimia karena mahasiswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang diperoleh dari teori serta dimaksudkan untuk memantapkan penguasaan materi agar lebih mudah dipelajari (Romiah, 2009). Kegiatan praktikum di laboratorium menggunakan peralatan mulai dari yang sederhana hingga alat yang cukup rumit atau kompleks. Peralatan sederhana seperti alat-alat gelas menjadi fasilitas utama dalam mendukung terlaksananya kegiatan percobaan di dalam laboratorium. Sedangkan alat-alat instrumental lebih sering digunakan untuk karakterisasi hasil yang diperoleh dari suatu percobaan yang dilakukan.
Pelaksanaan praktikum di laboratorium kimia sangat bergantung pada ketersediaan alat dan bahan memadai maka pelaksanaan praktikum akan berjalan dengan balk. (Anggraini, 2016)
Setiap alat-alat gelas yang terdapat di dalam laboratorium kimia memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Misalnya saja, alat gelas sederhana seperti tabung reaksi dan gelas ukur mempunyai fungsi yang berbeda dimana tabung reaksi digunakan untuk mereaksikan reagen, sedangkan gelas ukur digunakan untuk mengukur volume dan reagen yang digunakan pada percobaan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang penggunaan alat-alat tersebut sangat diperlukan agar sesuai dengan fungsinya serta untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja selama kegiatan praktikum.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa teori pengenalan alat-alat laboratorium bertujuan untuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau kegunaan alat-alat laboratorium. Oleh karena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat akan dijelaskan agar praktikan dapat memahami secara jelas kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur biasanya diakhiri dengan kata 'meter'. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis berdasarkan namanya biasanya diberi tambahan graph' seperti termograph atau barograph (Moningka, 2008).
Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna, kebersihan alat yang digunakan dan ketelitian praktikan dalam perhitungan sangat mempengaruhi keberhasilan dalam suatu praktikum, dengan ketelitian dan ketepatan penggunaan alat, maka kesalahan dalam praktikum dapat diminimalisir. (Riadi, 1990).
Selain pengetahuan tentang penggunaan alat, pengetahuan tentang bahan-bahan kimia juga diperlukan. Bahan Kimia ada yang bersifat korosif, volatile, mudah terbakar, dan lainnya. Biasanya label lambang bahaya bahan kimia ditampilkan di kemasan. Dengan adanya label tersebut memudahkan dalam penggunaannya dan penanganan saat terjadi kecelakaan dalam kematian percobaan di laboratorium kimia.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
Batang pengaduk, bulp Pipet, botol semprot, erlenmeyer 100 ml, gelas ukur 100 mL, gelas piala 100 mL, kaca arloji, labu ukur 50 ml, labu ukur 100 mL, pipet ukur 10 mL, pipet totes, sendok spatula.
3.2 Bahan
Aquades 20 mL, gula pasir 5 gr
3.3 Posedur percobaan
1.
Pembacaan skala
4.1 Hasil Pengamatan
Untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam pembacaan skala, maka semua peralatan yang digunakan harus dipastikan
dalam kondisi baik, bersih, dan kering. Pada pembacaan skala, larutan berwarna
dan tidak berwarna membentuk miniskus yang berbeda. Larutan atau cairan tidak
berwarna membentuk miniskus cekung (Postma, Roberts, & Hollenberg, 2000).
Sedangkan larutan berwarna dan merkuri membentuk miniskus cembung (Dillon &
Mowery, 2008).
Pengukuran menggunakan gelas ukur menunjukkan
larutan berada di bawah membentuk cekungan ke bawah garis miniskus. Hasil
sesuai karena gelas ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering digunakan
untuk mengukur larutan secara teliti. Pada pengukuran menggunakan erlenmeyer
100 mL, larutan yang diukur sebanyak 50 mL, diperiksa kembali menggunakan gelas
ukur, hasilnya tidak sesuai dan yang didapatkan hanya 40 ml. Hal ini
dikarenakan walaupun erlenmeyer berbentuk gelas, namun bukan berarti gelas ini
dapat digunakan untuk mengukur volume larutan karena itu bukan fungsi erlenmeyer.
Dan, ketika dilakukan pengukuran menggunakan gelas kimia, larutan yang telah
diukur sebanyak 50 mL diperiksa kembali menggunakan gelas ukur, ternyata
hasilnya kurang sesuai. Hal ini disebabkan karena gelas kimia memiliki fungsi
sebagai penampung zat sementara, jadi tidak dapat digunakan untuk mengukur
volume.
Penimbangan gula dilakukan dengan
menggunakan timbangan analitik agar hasil penimbangan lebih akurat. Karena
timbangan analitik mempunyai kemampuan mendekati bobot pada kisaran 100 gr
sampai dengan kurang lebih 0.0001 gram. Untuk penimbangan zat berbentuk kristal
seperti gula dibutuhkan kaca arloji. Massa kaca arloji yang dipakai pada saat
penimbangan dihitung terlebih dahulu, kemudian hasil penimbangan dikurangi
massa kaca arloji yang sedang dipakai untuk mengerahui massa zat yang
ditimbang.
Larutan gula (larutan induk) saat sebelum dilakukan pengenceran memiliki warna sedikit keruh. Setelah dilakukan pengenceran, warna larutan menjadi lebih bening. Hal ini disebabkan karena konsentrasi gula pada laturan induk lebih pekat atau lebih tinggi dibandingkan setelah diencerkan.
BAB
V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. 1. Setelah melakukan praktikum mahasiswa
dapat mengetahui peralatan yang digunakan di laboratorium terbagi menjadi tiga
bagian yaitu alat praktikum kimia non ukur, alat praktikum kimia ukur, dan alam
praktikum non gelas serta alat penunjang praktikum.
2. 2. Untuk poses penimbangan menggunakan kaca
arloji dan timbangan analitik, sedangkan untuk proses pengenceran menggunakan
labu ukur, dan untuk pembacaan skala yang akurat menggunakan gelas ukur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Moningka. 2008. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.
2. Ramli. 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Erlangga, Jakarta.
3. Riadi. 1990. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
4. Anggraini. 2016. Kimia Universitas Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.
5. Posttma, Roberts, & Hollenberg. 2000. Geneal Chemistry in the Laboratory. W.H. Freeman and Company, New York.
6. Dillon & Mowery. 2008. Chromium (VI) Handbook. CRC Press, New York.
Material Safety Data Sheets (MSDS)
1. 1. Aquades
Nama bahan: Aquades
Sifat Fisika : Bentuk :
cair
Warna : Tidak berwarna
Bau : Tidak berbau
Tekanan uap : 23h Pa
Densitus : 1,008 /cm
Kelarutan : larut sepenuhnya dalam air
Titik lebur : 0°c
Titik didih: 100°C
Sifat kimia : Ph :
Netral
Sifat oksidator : tidat ada
Sifat peledak : diklarifikasi tidak
mudah meledak
Bahaya : Tidak mudah
terbakar
Penanganan : Tindakan
pada tumpahan /kebocoran : tidak ada
2.
Gula pasir (sukrosa)
Nama bahan : Sukrosa
Sifat fisika : Penampilan
: kristal putih atau bubuk
Titik lebur : 160-180°c
Titik didih : -
Sifat Kimia :
Rumus : C12H22O11
Massa molar : 312.29
8/mol
Bahaya : stabil, mudah
terbakar, tidak komplihbel dengan oksidator kuat, dihidroksa dengan asam encer
dan investasi teknologi. Menghirup bubuk dapat menyebabkan iritasi pernapasan.
Penanganan : Setelah
menghirup → hirup udara segera
Setelah kontak pada
kulit → cuci dengan air yang mengalir, lepaskan pakaian yang terkontaminasi
Jika terkena mata →
bilaslah dengan air yang banyak dan air yang mengalir
Jika tertelan → berikan
minum pada korban (paling banyak 2 gelas) dan konsultasi ke dokter jika merasa
tidak sehat.
LAMPIRAN
Komentar
Posting Komentar